Tuesday, December 17, 2019

Menurut Jokowi, Jiwasraya Sudah Bermasalah Sejak Era SBY


NewsQQ, BALIKPAPAN  - Presiden Joko Widodo angkat bicara soal kasus gagal bayar polis asuransi milik perusahaan pelat merah PT Asuransi Jiwasraya (Persero).

Jiwasraya sebelumnya menyerah dan tak sanggup memenuhi kewajiban pembayaran yang mencapai Rp 12,4 triliun.

Jokowi menegaskan, masalah di Jiwasraya ini terjadi sejak 10 tahun lalu, atau sejak era Presiden keenam Susilo Bambang Yudhoyono.

"Ini persoalan yang sudah lama sekali 10 tahun yang lalu, problem ini yang dalam 3 tahun ini kita sudah tahu dan ingin menyelesaikan masalah ini," kata Jokowi saat berbincang dengan wartawan di Balikpapan, Rabu (18/12/2019).

Jokowi menegaskan, kasus gagal bayar Jiwasraya ini adalah masalah yang berat.

Namun, ia meyakini Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan Kementerian Keuangan mampu mengatasinya.

"Ini bukan masalah yang ringan tapi setelah saya perhatikan, Pak Menteri BUMN (Erick Thohir), kemarin kita sudah rapat Kementerian BUMN dan Kementerian Keuangan, yang jelas gambaran solusinya sudah ada," kata Jokowi dilansir Kompas.com.

Kepala Negara juga menegaskan, jika ada masalah hukum dalam masalah gagal bayar Jiwasraya maka harus diselesaikan.

"Berkaitan dengan hukum ranahnya sudah masuk ke kriminal, sudah masuk ke ranah hukum alternatif penyelesaiannya," tambah dia.

Perusahaan asuransi Jiwasraya memastikan pembayaran kewajiban sebesar Rp 12,4 triliun yang dijanjikan pada Desember 2019, tak bisa terlaksana.

Perusahaan asuransi Jiwasraya memastikan pembayaran kewajiban sebesar Rp 12,4 triliun yang dijanjikan pada Desember 2019, tak bisa terlaksana.

Hal ini disampaikan Hexana Tri Sasongko selaku Direktur Utama Jiwasraya.

"Tentu tidak bisa karena sumbernya dari corporate action. Saya tidak bisa memastikan. Saya minta maaf kepada nasabah," kata Hexana dalam rapat komisi VI DPR RI, Senin (16/12/2019).
hawaiqq | dewa poker | poker online | judi online | poker dewa | domino qiu qiu | poker terpercaya | poker online terpercaya

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan, penyelesaian masalah gagal bayar polis PT Asuransi Jiwasraya (Persero) bakal diserahkan ke ranah hukum.

Menkeu mengatakan bakal melibatkan pihak Kepolisian, Kejaksaan bahkan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam proses penyelesaian masalah Jiwasraya.

Kasus Jiwasraya

Anggota Komisi VI DPR RI Fraksi Gerindra, Andre Rosiade menyebut kasus asuransi Jiwasraya lebih besar dibanding kasus penyelundupan Harley Davidson dan sepeda Brompton.

Menurut Andre, kasus Garuda yang mengakibatkan pemecatan direktur utamanya itu terbilang kasus yang kecil.

Ia juga menambahkan, masih banyak kasus besar yang terjadi di perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

"Garuda ini seperti puncak gunung es yang terlihat, dan bagi saya ini masalah yang kecil," ujar Andre Rosiade, dikutip dari YouTube Indonesia Lawyers Club, Sabtu (14/12/2019).

"Masih banyak masalah-masalah di BUMN yang lebih besar," lanjut Andre.

Masalah besar lain dari perusahaan BUMN yang dimaksud oleh Andre yaitu kasus Jiwasraya.

"Salah satu masalah besar menurut saya yaitu Jiwasraya," ungkapnya.


Menurutnya, kasus Jiwasraya itu lebih besar daripada kasus Bank Century.

"Jiwasraya itu adalah skandal yang akan lebih besar dari Century" katanya.

"Century itu hanya Rp 7 triliun, Jiwasraya itu di kuartal ketiga 2019 saja, nilai utangnya hampir Rp 49 triliun, asetnya hanya Rp 25 triliun, jadi ada defisit Rp 24 triliun," jelas Andre.

Andre mengungkapkan, saat ini Jiwasraya mempunyai utang ke nasabahnya sebesar Rp 16 triliun.

"Sekarang jatuh tempo yang harus dibayarkan Jiwasraya ke nasabah itu, ada Rp 16 triliun, dan itu belum dibayarkan oleh Jiwasraya," ujarnya.

"Nasabah Jiwasraya itu ada 7 juta orang, ini mega skandal yang jauh lebih besar daripada Century," tegasnya.

Sehingga dirinya yakin, selain kasus Garuda Indonesia, masih banyak perusahaan BUMN yang mempunyai masalah.

"Garuda itu bukan masalah yang lebih besar, masih banyak masalah-masalah lain di BUMN kita," lanjutnya.

Sebelumnya, Andre Rosiade juga mengungkapkan korban asuransi Jiwasraya terdiri dari berbagai warga negara.

Pernyataan tersebut diucapkan dalam acara Sapa Indonesia Malam di YouTube Kompas TV, Kamis (5/12/2019).

Andre Rosiade menceritakan, beberapa nasabah asuransi Jiwasraya telah datang ke Komisi VI DPR untuk melapor.

Data total kerugian korban yang melapor sementara adalah sebesar Rp 16 triliun.

Nasabah yang menjadi korban asuransi Jiwasraya tidak hanya datang dari warga negara Indonesia saja.
judi poker online | poker uang asli | dewa poker asia | poker online games | situs poker |

Melainkan terdapat dari berbagai negara seperti Korea yang mencapai 470 orang, warga negara Belanda, hingga Malaysia.

"Nasabah yang kemarin datang ke Komisi VI DPR melaporkan, hanya mereka saja itu ada 16 triliun mereka belum dibayar oleh Jiwasraya," jelas Andre Rosiade.

"Ada 470 warga korea, ada warga Belanda, ada warga Malaysia jadi korbannya tidak hanya warga negara Indonesia, ini tragedi yang sangat memalukan," tambahnya.

Sehingga Andre Rosiade menginginkan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir untuk segera melakukan langkah menyelesaikan kasus Asuransi Jiwasraya yang korbannya mencapai puluhan ribu orang.

Menurut penuturan Andre Rosiade, apabila kasus ini terungkap akan lebih hebat dibandingkan dengan kasus Century pada tahun 2008 silam.

Kemudian Andre Rosiade juga menuturkan akan memanggil Erick Thohir, Staf Khusus Kementerian BUMN, Arya Sinulingga serta jajaran direksi Asuransi Jiwasraya untuk membicarakan kasus ini.

"Harapan saya urusan asuransi Jiwasraya yang melibatkan puluhan ribu orang, masih 16 triliun tolong juga langkah-langkah penyelesaiannya segera dibuat dan diumumkan oleh Menteri BUMN," ungkap Andre Rosiade.

"Kalau kasus Jiwasraya diungkap, ini jauh lebih dahsyat dan lebih besar dari kasus Century."

"Dan kita akan memanggil bang Arya dan pak menteri segera termasuk direksi Jiwasraya untuk mendengarkan apa langkah-langkah untuk menyelesaikan kasus ini," tandasnya.

No comments:

Post a Comment