Saturday, January 11, 2020

Pemprov Sumut Tak Mampu Gelar Festival Danau Toba, Togu Simorangkir Bandingkan dengan Festival Babi


NewsQQ - Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Sumatera Utara memastikan Festival Danau Toba (FDT) tahun ini ditiadakan.

Selain itu, Disbudpar mengubah jadwal event budaya, pariwisata dan olahraga terbesar di kawasan Danau Toba tersebut.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sumut, Ria Telaumbanua, mengatakan, pihaknya berkaca pada perhelatan FDT 2019 yang ternyata gagal mendatangkan wisatawan lokal dan mancanegara.

Menurut dia, FDT lebih tepat digelar bulan Juni, tepat momen libur anak sekolah.

Karena itulah, Disbudpar tidak bisa melaksanakan FDT tahun ini karena waktu untuk persiapan acara terlalu singkat.
gaple | permainan hits | permainan terpopuler | permainan terpopuler di indonesia | permainan hits | permainan

"Karena pelaksanaannya diubah menjadi pada bulan Juni, kan persiapannya jadi sempit jika dihitung dari sekarang.

Itu sebabnya Festival Danau Toba kembali akan digelar pada tahun 2021, tahun ini ditiadakan," terang Ria Telaumbanua, seusai mengikuti rapat kerja dengan Komisi E DPRD Sumut, Kamis (9/1/2020).

Perubahan jadwal pelaksanaan FDT ini, kata dia, sudah melalui pembahasan dengan Badan Pengelola Otorita Danau Toba.


Ria Telaumbanua meyakini adanya pengembangan objek-objek wisata di kawasan Danau Toba, ditambah pembangunan infrastruktur yang kian baik, akan menambah lonjakan pengunjung.

Gubernur Sumatra Utara, Edy Rahmayadi, membenarkan Festival Danau Toba ditiadakan untuk tahun 2020.

Namun bukan berarti sama sekali tidak ada kegiatan yang akan menggairahkan pariwisata Danau Toba.

Gubernur Edy mengatakan sedang mencari bentuk dan metode kegiatan yang pas dan cocok untuk mengganti Festival Danau Toba.

"Kita bentuk lain gantinya apa, bukan waktunya, bentuknya apa. Kayaknya kurang bermanfaat pesta itu," ujar Edy menjawab wartawan di Kantor Gubernur Sumut, Jalan Diponegoro, Kota Medan.

Edy Rahmayadi mencontohkan bentuk kegiatan yang mungkin menggantikan Festival Danau Toba adalah triatlon.

"Triatlon itu ada lari, renang, sepeda. Atau kegiatan-kegiatan yang lain kita bentuk, bukan ditiadakan kegiatannya, tapi bentuknya apa, metodenya apa agar si wisatawan itu datang ke Danau Toba," jelas Edy.

Lebih lanjut Edy Rahmayadi mengatakan mengganti Festival Danau Toba itu dengan banyak even.

"Banyak-banyak kita selenggarakan di sana sehingga banyak orang datang ke sana. Makanya inilah, ini harus kita tertib, rakyat di sana juga bisa mendukung," tambahnya.

Dengan tertib dan adanya dukungan masyarakat, maka harapan Gubernur Edy banyak orang yang datang ke Danau Toba.

"Dia mau berpariwisata, kalau datang ke situ menjadikan masalah kan dia malas lagi balik lagi ke sana," pungkasnya.


Baskami Nilai  Ria Telaumbanua Tak Becus

Sementara itu, Ketua DPRD Provinsi Sumatera Utara, Baskami Ginting turut angkat bicara tentang FDT 2019 yang gagal mendatangkan ribuan wisatawan ke Danau Toba.

Menurut dia, tidak ada keistimewaan yang dilakukan oleh pemerintah, melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata.

"Kita sangat sesalkan kegagalan FDT ini, tidak ada nilai jual yang ada di sana," katanya, melalui sambungan telepon genggam.

"Kita sangat menyesalkan Edy Rahmayadi mengangkat kepala dinas yang tidak bisa melakukan kerja dengan baik. Gimana wisawatan mau datang kalau kerjanya begitu," imbuh Baskami.

Menurut dia, festival itu sedianya digelar untuk menjual produk-produk khas Danau Toba. Baik itu, dalam bentuk seni tenun (kain), adat istiadat dan kultur yang ada.
| main domino | permainan online | game online | poker online | permainan seru | permainan terbaru

"Festival itu digelar seharusnya dapat menjual yang ada di Danau Toba. Kalau tidak ada yang dijual kita sangat sesalkan kegiatan yang telah menghabiskan anggaran itu," jelasnya.

Togu Simorangkir Bandingkan dengan Festival Babi

Ditiadakannya Festival Danau Toba di Tahun 2020 turut menjadi perhatian penggagas Festival Babi Danau Toba yaitu Togu Simorangkir.

Ia pun menyoroti alasan dari Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sumut, Ria Telaumbanua meniadakan festival tahunan tersebut di akun media sosial facebooknya.


"Pagi ini membaca berita bahwa Festival Danau Toba tahun 2020 ditiadakan. Alasannya karena saat Festival Danau Toba 2019 lalu yang diadakan bulan Desember 2019 sepi pengunjung.

Dan Pemerintah Provinsi mengevaluasi untuk merubah pelaksanaan dari Desember menjadi Juni.

Tapi karena perubahan jadwal dari Desember menjadi Juni ini, Dinas Pariwisata Provinsi Sumut memutuskan tahun ini Festival Danau Toba ditiadakan karena waktu 6 bulan tidak cukup membuat event tahunan ini.

Bah, Festival Babi Danau Toba 1.0 saja persiapannya hanya 1 bulan. Modalnya hanya 47 jutaan. Uang yang beredar kisaran 200 jutaan. Diliput banyak media baik dalam maupun luar negeri.

Festival Babi Danau Toba 2.0 akan diselenggarakan tanggal 20-22 Agustus 2020. Dimana kita bikin woi?," tulisnya.

No comments:

Post a Comment