Sunday, January 12, 2020

Minibus Berisi Tulang Belulang Leluhur Kecelakaan di Taput, Netizen Malah Membully


NewsQQ, TAPUT - Satu unit mobil pribadi warna  putih terperosok saat membawa tulang-belulang leluhur ("saring-saring") ke kampung halaman di daerah Tapanuli Utara.

Kejadian itu diunggah Akun Facebook Manto pada Sabtu (11/1/2020) dengan mencantumkan alamat kecelakaan berada di Pansur Natolu Aek Ri, Tapanuli Utara.

"Mobil Toyota Rush bawa saring-saring dari Pekan Baru ke Lumban sinaga telah masuk Parit di Pansur Natolu Aek Ri, Kabupaten Taput.

Seperti pada postingannya, mobil wana putih itu tergelincir dari badan jalan dan terdapat dua peti zenazah di dalamnya dibalut kain ulos.

Kendaraan tersebut berseri Pekan Baru dengan Nomor Polisi BM 1779 OZ.

Tampak, para kerabat keluarga mengevakuasi peti berisi tulang belulang tersebut ke kendaraan pribadi berwarna kuning.

Lokasi itu berada di Kecamatan Pangaribuan.

Hingga saat ini Tribun Medan masih berupaya mengumpulkan informasi dari keluarga bersangkutan.

Kapolres Tapanuli Utara AKBP Horas Marasi Silaen dikonfirmasi Tribun Medan mengatakan masih sedang melakukan pengecekan.

Kapolres Tapanuli Utara AKBP Horas Marasi Silaen dikonfirmasi Tribun Medan mengatakan masih sedang melakukan pengecekan.

"Saya cek dulu ya,"ujar Marasi.

Kejadian yang diposting Akun FB Manto tersebut mulai ramai dikomentari netizen. Isi komentar pun beragam mulai dari rasa prihatin hingga malah meledek beragam komentar.
hawaiqq | dewa poker | poker online | judi online | poker dewa | domino qiu qiu | poker terpercaya | poker online terpercaya | judi poker online |

"Semoga saring2 na dang mahua," tulis akun FB ulythompul Sitompul".

"Ulythompul Sitompul Bebas dr mauttt,"sahut Jenti Tampu Bolon.

"Jenti Tampubolon tuani ma bahh. So tung gbe patah tulang saring2 i," sahut Ulythompul Sitompul lagi.

"Sebaiknya kita para netizen jangan membuat komentar yg membuat hati keluarga korban akan menjadi marah.

Siapa pun tak mau menginginkan hal itu terjadi. Jadi, tolong lah bijak dalam berkomentar," balas Yanti Silaban.

Mangongkal Holi dan Panakkok Saring-saring

Suku Batak mengenal tradisi Mangongkal Holi yang berasal dari kultur Batak Pra-Kristen.

Mangongkal Holi (menggali tulang belulang leluhur) merupakan satu penghormatan kepada orang tua atau leluhur yakni dengan meninggikan posisi tulang belulang di atas tanah khususnya di bukit yang tinggi ataupun batu yang keras (tambak na pir).

Acara adat Mangongkal holi merupakan bagian dari adat Panakkok saring-saring.

Mangongkal holi merupakan salah satu upacara adat suku Batak Toba, mangongkal artinya menggali, sedangkan holi artinya adalah tulang belulang maka dapat disebut dengan menggali tulang belulang, kemudian tulang belulang dipindahkan ke dalam peti dan dimasukkan ke dalam kuburan yang baru.

Upacara adat pengangkatan atau memindahkan tulang belulang ke makam yang baru disebut dengan upacara adat Panakkok Saring-saring.


Pelaksanaan upacara adat ini jika tidak menggunakan musik berupa gondang maka pesta tersebut disebut dengan Pesta Hundul atau Partangiangan akan tetapi proses adatnya dengan upacara adat Panakkok Saring-saring ketika menggunakan musik berupa gondang tetap sama, hanya saja tidak ada acara manortor dalam upacara adat tersebut, sehingga proses upacara adat Panakkok Saring-saring tersebut terlaksana dengan cepat.
poker uang asli | dewa poker asia | poker online games | situs poker | judi domino | judi domino online

Tradisi ini membutuhkan biaya yang tidak sedikit mengingat kehidupan ekonomi suku batak secara umum, selain itu butuh kerjasama dan persetujuan yang baik dari semua pihak keluarga, supaya upacara adat ini terlaksana dengan baik.

Upacara Mangokal Holi ini bertujuan untuk mendapatkan Hagabean, Hasangapan dan Hamoraon (panjang umur, kehormatan, dan kekayaan).

Meskipun zaman terus berubah namun tradisi ini tetap dipertahankan hingga saat ini.

Menurut adat, pelaksanaan penggalian itu, hendaklah disaksikan oleh unsur Dalian Na Tolu yaitu dongan sabutuha, boru/bere, hula-hula dan wajib bila dongan sahuta (papopat sihal-sihal) ikut menyaksikannya.

No comments:

Post a Comment